Sunday, December 26, 2010

KELENJAR SUPRARENALIS/ADRENAL

Kelenjar suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal terbagi atas 2 bagian yaitu:
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan menghasilkan kortisol yang disebut korteks.
2. Bagian medulla menghasilakn adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut serta dalam keadaan afiksia dan kelaparan.pengeluaran yang bertambahitu menaikan tekanan darah guna melawan syok. Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darahuntuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolism karbohidrat dengan jalan menmbah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormone terpenting yang disekresi oleh oleh korteks adrenal adalah hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron.semuanya bertalian erat dengan metabolism, pertumbuhn fungsi ginjal, dan fungsi otot.
Pada insufisiensi adrenal (penyakti Addison) pasien menjadi kurus dan Nampak sakit paling lemah, terutama karena tidak adanya hormone ini. Sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak. Penyakti ini diobati dengan kortison. Hipofungsi menyebabkan penyakit Addison. Hiperfungsi adalah kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala pada wanita biasa terjadi gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis (Korteks)
1. Mengatur kerimbangan air, elektrolit, dan garam-garam.
2. Mengatur/memengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein.
3. Memengaruhi aktivitas jaringan limfoid.
Fungsi kelenjar suprarenalis (Medula)
1. Vasokontrikso pembuluh darah perifer.
2. Relaksasi bronkus.
3. Kontraksi selaput lender dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi peredaran darah pada operasi kecil.
Fisiologi kelenjar Suprarenal
Glukokortikoid
Fungsinya:
1. Meningkatkan kegiatan metabolism berbagai zat dalam tubuh.
• Meningkatkan glikogenesis dan glukogenesis dalam hati.
• Meningkatkan metabolism protein terutama di otot dan tulang.
• Menignkatkan sistesis DNA dan RNA dalam sel hati.
• Menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan ion K di ginjal.
• Meningkatkan lipolisis jaringan perifer, deposit lemak.
2. Menurunkan ambang rangsang susunan saraf pusat.
3. Mengiatkan sekresi asam lambung.
4. Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah dan merendahkan permeabilitas dinding pembuluh darah.
5. Menurunkan daya tahan terhadap infeksi dan menghambat pembentukan antobodi.
6. Menghambat pelepasan histamine dalam reaksi darah.
Hepersekresi glukokortikoid:
1. Hiperglikemia, peningkatan kadar gula dalam darah.
2. Otot rangka menjadi artropi dan lemah.
3. Tangan dan kakikururs, perut membesar.
4. Luka sukar sembuh, rotein tulang berkurang (osteoporosis).
5. Retensi ion menyebabkan hipertensi.
Mineralokortikoid
Meningkatkan retensi eksresi ion K di ginjal (tubulus distal dan tubulus koligentes), meningkatkan retensi Na di kelenjar keringat dan saluran pencernaan. Pada ginjal, aldosteron meningkat.
Pengaturan mineralokortikoid:
1. Renin-angiotensin, merangsang sel-sel zona glomerulus korteks adrenal untuk melepaskan aldosteron, meningkatkan rentensi Na, Cl, dan air.
2. Kadar ion Na, K dan plasma. Apabila ion Na plasma menurun dan ion K plasma naik, maka sekresi aldosteron meningkat.
3. ACTH dalam dosis yang kecil.perannya sangat kecil hanya dalam konsentrasi yang tinggi merangsang pelepasan aldosteron.
Kelainan mineralokortikoid:
1. Insufisiensi adrenal, Na banyak terbuang, kadar ion K plasma meningkat, vulume plasma rendah, dan tekanan darah turun.
2. Hiperaldosteron primer, aldosteron berl;ebihan dengan gejala, hepernatremia, hipertensi tanpa edema, hipokalemia, dan otot lemah.
Efek pada hormon kelamin:
1. Androgen, terutama ketostiroid, dehidroapialdosteron: maskulinisasi meningkatkan anabolisme protein dan merangsang pertumbuhan.
2. Estrogen pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi.
Kelainan fungsi korteks adrenal: hipofungsi, penyakit Addison (kerusakan seluruh zona), hiperfungsi, sindrom Cushing, hiperlaldosteron, dan sindrom androgenital maskulin pada wanita, feminisasi pada laki-laki.
Fungsi epineprin dan norepineprin
1. Sistemkardiovakular: vasodilatasi arteriole, menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung dan memperbesar curah jantung.
2. Otot polos visera: relaksasi otot polos, lambung, usus, vesika urinaria, dan relaksasi otot polos bronkus.
Efek metabolisme epinefrin:
1. Dalam hati menstimulasi pemecahan glikogen, menaikkan kadar gula.
2. Dalam otot menambah pemecahan glikogen melalui penambahan AMP (Adrenosin Monophospat).
3. Dalam jaringan lemak, lipolisis (pemecahan lemak) mengakibatkan pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah.
4. Dalam pankreas menghalangi pelepasan insulin.
5. Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk:
• Melepaskan asam amino dari jaringan menjadi bahan pembakar.
• Mobilisasi glukosa dengan menambah glikogenesis.
• Mengurangi pelepasan insulin menghindari pemakaian glukosa.
Pengaturan sekresi katekolamin
Perangsangan sistem saraf simpatis melepaskan noradrenalin dan adrenalin dari kelenjar adrenal. Pada keadaan tertentu dapat merangsang pelepasa katekolamin dari medulla adrenal (keadaan darurat) dengan gejala:
a. Marah, dingin, dan rasa takut.
b. Keadaan glukosa plasma rendah (hipoglikemia).
c. Tekanan darah rendah (hipotensi).
d. Anoksia otak (kekurangan oksigen di otak).
e. Asfiksia
f. Meningkatkan kadar angiotensin.
Efek katekolamin berupa penggiatan reseptor beta, meningkatkan sintesis siklik AMP yang menimbulkan oengaruh inhibisi (menghambat proses pada sel yang bersangkutan) kecuali otot jantung, dan meningkatkan senyawa atom:
a. Meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
b. Meningkatkan glikogenesis (meningkatkan gula darah)
c. Meningkatkan metabolisme oksidatif glukosa dalam sel.
d. Meningkatkan pembentukan energi dan panas.
Kelainan fungsi kelenjar medulla adrenal
Hiperfungsi dapat disebabkan oleh tumor yang berasal dari luar kelenjar suprarenal, kadang juga ditemukan neuroblatom, ganglio neuroblastoma berasal dari jaringan saraf simpatis.
Hipofungsi medulla ditemukan pada kelainan yang menyebabkan gejala klinis dari hipofungsi medulla suprarenal.
Neuroplasma kelenjar medulla adrenal bergantung pada jumlah katekolamin yang dilepaskan dan cara pelepasan (hipertensi, tumor dan palpitasi)gejala ini menyangkut gangguan pada berbagai metabolisme.

No comments:

Post a Comment